Namaku suci namun hidupku tak sesuci namaku, kejadian itu berawal
dari 3 bulan yang lalu. Kejadian itu sungguh merubah kehidupanku yang
tadinya begitu indah walaupun penuh dengan kekurangan dan kesederhanaan
namun segalanya berubah disaat aku masuk jebakan seorang teman yang
peling membenciku walaupun aku sendiri tak mengerti letak kesalahanku.
Namanya ana aulia priono, dia salah satu gadis terpopuler dan terkaya
disekolahku, walaupun dia begitu popular tapi prestasinya disekolah
sangat menurun sedangkan aku hanya siswa kutu buku yang tersisikan plus
dijadikan objek dan sasarannya untuk melampiaskan segala keinginannya.
Setiap hari aku hanya bisa dihina dan sisikan dari orang-orang yang
membenciku hanya karena kemiskinan dan udik yang menempal pada diriku,
entah apa yang mereka lihat pada diriku tapi menurutku hanya dua hal itu
yang sering mereka jadikan alas an untuk menyiksaku walaupun begitu aku
hanya bisa diam menerima perlakuan mereka, kata orang diam itu adalah
emas tapi kediaman ini sungguh menyiksa perasaan. Dalam kedukaan yang
aku jalani untung aja ada aldi yang selalu menolongko disaat aku
membutuhkannya, bagiku aldi adalah pangeran bertopeng yang selalu
membantuku disetiap aku membutuhkannya. Aldi, tak kalah popularNnya
dengan ana, dia memiliki sikap yang dingin dan cuek tapi dia begitu baik
padaku walaupun kami jarang ngomong tapi dia selalu dating disaat aku
membutuhkannya. Diam-diam aku begitu mengangguminya tapi sayangnya
sikapnya tetap saja dingin, setelah dia membantuku dia langsung main
cabut aja dengan cueknya sampai-sampai aku belum pernah sempat
mengucapkan terima kasih padanya.
Ana sadar kalau aku begitu menganggumi sosok aldi, malam itu aku menemukan surat dalam tasku.
“suci, malam ini aku begitu mengharapkan kedatanganmu dicafe blue ada
sesuatu yang ingin aku katakan padamu aku tunggu kamu dimeja no 7, By.
Aldi” pesan singkat yang aku baca begitu membuatku bahagiah akupun
secepatnya sholat isya dan meminta ijin pada abah dan umi untuk keluar
sebentar. Awalnya abah tidak mengijinkannya namun aku memohon-mohon pada
abah untuk ijinnya, Alhamdulillah abah menginjinkan aku keluar walaupun
aku hanya diberi waktu sampai jam 10 malam. Aku ke café blue naik
angkot, aku begitu ngak sabaran pengen bertemu dengan aldi dan mendengar
apa yang ingin dikatakannya, diatas angkot aku begitu cemas dan
berharap angkotnya melaju dengan kecangnya.
Sesampainya dicafe blue aku begitu terkejut melihat meja no.7 yang
diduduki oleh ana. Ana tertawa geli memandangku, aku hanya bias
menundukkan kepala, aku tersadar telah masuk lagi jebakannya.
“eh, lo piker aldi mau nemuin lo? Sadar dong lo ini hanya cewe udik,
kismin dan norak. Ngak mungkin aldi bias suka ama lo” ucap ana sambil
berdiri dari tempat duduknya.
Tiba-tiba saja ana memegang tanganku lalu menarikku keluar dari café
dan memintaku paksa masuk kedalam mobilnya, didalam mobil aku duduk
ditengah dengan didampingi oleh teman-teman geng ana. Aku hanya diam
dengan penuh ketakutan entah ana mau membawaku kemana.
Ana berhenti disuatu rumah yang gede tapi kelihatan begitu sepi dan
kosong. Ana menarikku paksa masuk kedalam rumah itu, didalam rumah itu
tak satupun Nampak orang lain selain kami semua, ana memintaku duduk
dihadapannya, aku dan ana saling berhadapan entah mengapa aku merasa
ngak enak seakan-akan sesuatu akan terjadi padaku.
“ya allah…..selamatkanlah hamba dari bencana yang akan menimpah hamba. Amieeen” doaku dalam hati.
Sejenak ana terdiam menatapku “gue beri lo kesempatan untuk
mengajukan 2 pertanyaan” ucap ana sambil memandangku dengan sinisnya.
“kenapa kamu begitu membenciku?” tanyaku.
“hahahahahah, oke gue bakalan jawab pertanyaan pertama lo” ucap ana
sambil melotot didepan wajahku “gue benci karena emang gue ngak suka
lihat lo apalagi lihat aldi yang terus membela lo karena semakin gue
lihat aldi membela lo gue bakalan akan lakuin apa aja untuk nyakitin lo,
jadi lo ngak usah bertanya lagi nap ague benci banget ama lo, emang lo
ditakdirkan untuk menjadi objek dari semuan kebencian gue”
“ya allah…..ana benar-benar ngak punya hati” ucapku dalam hati.
“ini kesempatan terakhir lo untuk bertanya am ague” ucap ana sambil mondar-mandir dihadapanku.
“maksud dan tujuanmu membawaku kemari?” tanyaku pada ana.
Ana tiba-tiba berbalik kearahku, sejenak dia berdiri dihadapanku
“hmmmm pertanyaan yang bagus, entar lagi lo akan tahu jawabannya” ucap
anak sambil tertawa sinis dihadapanku.
Sikap ana semakin mencurigakan, tatapannya membuatku begitu takut.
Ana cewek yang begitu antusias, ambisius dan akan melakukan berbagai
cara untuk bias mewujudkan apa yang diinginkannya.
Ana memberiku segelas minuman soda “santai saja suci, silahkan minum minumannya” ucap ana sambil tersenyum.
Dengan rasa haus dan penuh ketakutan aku meminum minuman yang
diberikan oleh ana sampai habis. Tiba-tiba saja penglihatanku begitu
buram dan lenyap seketika.
Sadar-sadar aku telah berada disuatu kamar, kepalaku begitu pusing
setelah sesaat menenangkan diri aku melihat tubuhku yang telanjang yang
hanya ditutupi selimut tipis berwarna putih “astagafirullah, apa yang
telah terjadi!!!!” gumamku sendiri terkejut sambil menitihkan air mata.
Sedikit-sedikit aku mengingat kejadian semalam, dengan perasaan yang
hancur aku memakai pakaianku yang berserakan dilantai. Ana
meninggalkanku sendiri dirumah yang kosong, aku berjalan dengan terus
saja menetskan air mata, sesampainya dirumah abah menamparku dua kali
namun aku hanya diam dan meneteskan air mata, umi membawaku masuk
kedalam kamar. Aku mengurung diriku didalam kamar tanpa berkata satu
katapun. Seminggu sudah aku hanya berdiam lemas dikamar, umi dengan
penuh air mata menyuapiku makanan, umi hanya bias menangis melihat
keadaanku yang begitu rapuh.
Abah dengan tenangnya duduk disebelahku “nak, sebenarnya apa yang
telah terjadi denganmu?” Tanya abah dengan lebutnya sambil mengenggam
tanganku.
Aku hanya menangis menatap abah dengan kekosongan.
“abah, jangan memaksa suci” ucap umi dengan meneteskan air mata menatapku.
Umi dengan kelembutan tangannya menghapus air mataku.
“siapa yang tega melakukan ini padaku? Ya allah….hati ini sakit
melihat abah dan umi meneteskan air mata hanya Karena kerapuhanku.
Maafkan aku abah, umi aku ngak akan mungkin mengatakan apa yang telah
terjadi pada diriku” ucapku dalam hati.
Setiap malam aku memimpikan kejadian yang telah menimpahku hingga
akupun teriak dengan histerisnya hingga membangunkan abah dan umi. Abah
dan umi berlari masuk kekamarku untuk menenangkanku, aku menangis
memeluk abah dan umi.
“kamu kenapa nak? Setiap malam seperti ini?” Tanya umi.
“aku sudah diperkosa abah umi” ucapku sambil menundukkan wajah dan menitihkan air mata.
Umi dan abah begitu terpukul dengan ucapanku, mereka hanya menangis
memelukku, abah mencoba menenangkanku walaupun terlihat dari dirinya
sendiri dia begitu terluka dengan ucapanku.
Setelah aku tidur kembali abah dan umi meninggalkanku. Esok paginya
abah membwakanku sarapan dikamar, abah duduk disampingku tak lama umipun
masuk menyusul abah.
“yang sabar nak, semua ini cobaan dari allah” ucap umi sambil mengenggam tanganku.
“iya nak, allah ngak akan mungkin memberikan cobaan pada umatnya
diluar dari kemampuan umatnya sendiri. Abah yakin kamu bias melewatinya”
ucap abah sambil tersenyum.
“umi dapat surat dari sekolah, katanya kalau kamu besok tidak masuk sekolah maka beasiswa yang kamu terima akan dicabut”
“aku ngak sanggup umi, aku malu dengan teman-teman”
“yakinlah allah akan melindungimu nak, disetiap kejadian pasti aka
nada hikmah yang kamu dapatkan, teruslah berdoa dan memohon ampun
padanya”
“abah dan umi akan terus berdoa untukmu, meskipun kejadian ini begitu
memalukan tapi semua ini adalah cobaan dalam keluarga kita, kamu jangan
seperti ini lagi yah nak, hadapi segalanya dengan kedewasaan dan
kepasrahan atas apa yang telah terjadi” ucap abah sambil memelukku.
“makasih abah, umi kalianlah sumber kekuatanku dari cobaan yang berat
ini. Abah maafkan aku yang telah memaksakan diri keluar dimalam itu”
“iya nak, sudahlah kejadian ini harus membuat kamu lebih berhati-hati
dan tegar menghadapinya. Kamu tahu siapa yang melakukan ini padamu?”
“aku ngak tahu abah, aku…..” ucapku sambil menitihkan air mata, rasanya aku ngak sanggup untuk membicarakannya.
“sudahlah nak, abah tau kamu ngak kuasa untuk menceritakannya, abah akan tunggu sampai kamu mau menceritakannya”
“makasih abah, umi” ucapku sambil tersenyum.
Umi memberiku sebuah jilbab “pakelah ini nak, untuk menutup aurat dan
dari pandangan orang-orang yang akan berniat buruk padamu” ucap umi
sambil menghapus air mataku.
Esoknya aku mandi lalu sholat subuh, umi telah menyiapkan pakaian
sekolahku yang baru diatas meja dengan jilbab yang diberikannya kemarin,
entah mengapa aku merasa malu pada diriku sendiri, aku telah merasa
hina dan kotor harus memakai jilbab yang suci dan bersih.
Sejenak aku memandang diriku dalam cermin “apa aku masih pantas mengenakan jilbab?”
Aku mengambil jilbab itu “bismilah” ucapku sambil mengenakannya.
Wajahku kelihatan berubah memakai jilbab dari umi, setelah mengenakan
pakaian sekolah aku keluar umi dan abah yang duduk diruang tamu sambil
ngaji begitu terkejut melihat penampilan baruku.
“subehanallah, kamu cantik nak mengenakan jilbab putih itu” ucap abah sambil tersenyum.
“makasih abah, makasih umi” ucapku sambil tersenyum.
Aku mengecup tangan abah dan umi sebelum aku beranjak kesekolah.
Didepan sekolah sejenak langkahku terhenti, rasanya begitu berat
melangkahkan kaki kembali kesekolah dan bertemu dengan ana.
“bismillahi rahamani rohim” ucapku sebelum melangkah masuk kedalam sekolah.
Dikoridor sekolah orang-orang pada melirikku, entah apa yang mereka
pikirkan, aku hanya berharap kejadian malam itu tidak menggores hariku
disekolah.
Saat aku masuk kekelas, ana Nampak begitu terkejut melihatku. Saat
aku melintas dihadapannya aku begitu takut seakan-akan seorang iblis
mendekatiku.
“hei, masih berani juga lo dating kesekolah setelah apa yang telah terjadi ama lo” ucap ana ditempatnya.
Rasanya amarahku ini sudah berada diubun-ubun melihat wajah malaikat
tapi berhati iblis dihadapanku, aku menarik nafas panjang untuk
menenangkan diriku.
“kenapa aku harus malu melihat iblis dihadapanku?”
“what??? Lo bilang gue iblis!!!!” ucap ana sambil berdiri dari tempatnya.
“iya, wajah kamu seperti malaikat sayangnya hati kamu melebihi iblis.
Aku ngak tahu kalau dirimu lebih jahat dari penjahat, kamu sudah
hancurin hidup aku dan kamu sudah merubah aku, makasih karena kamu aku
bisa seperti ini”
“oooo, udah berani banget lo am ague”
“kenapa harus takut!!!! Siapa kamu yang harus aku takuti”
“gue ini penghancur hidup lo”
“tapi kamu bukan tuhan yang bisa memutuskan kehancuran hidupku”
Ana kelihatan marah, dia melototiku saat ingin menamparku tiba-tiba
saja aldi dating dan memegang tangannya “cukup ana, perbuatan kamu udah
keterlaluan” ucap aldi.
“aldi, ngapain lo terus aja membela manusia kotor ini” ucap ana sambil menunjukku.
“maksud kamu apa?” Tanya aldi.
“dia itu kotor melebihi kotoran anjing, suatu hari lo juga bakalan tahu maksud gue” ucap ana beranjak pergi.
Ana dan teman-temannya meninggalkan kelas. Aldi melangkah mendekatiku “kamu ngak apa-apa?” Tanya aldi.
Aku hanya diam menghindari aldi, aku pergi menjauh dari aldi “maafkan aku aldi” ucapku sedih dalam hati.
Entah mengapa aku memiliki keberanian untuk melawan kekejaman ana.
Seumur hidup aku ngak akan memaafkan perbuatan ana yang telah
menghancurkan kehidupanku.
Hari-hari aku lalui dengan terus melawan ana dan menghendiri aldi
walaupun aldi terus saja mendekatiku, aku ngak tahu mengapa semuanya
berubah. Aldi yang aku kenal begitu dingin dan cuek balik begitu ramah
padaku, entah apa yang diinginkannya.
Telah sebulan ini aku tidak mendapatkan menstruasi, akupun
berkonsultasi pada abah dan umi. Abah dan umi membawaku kedokter, begitu
terkejutnya aku saat mengetahui diriku hamil tanpa aku tahu siapa ayah
biologis anakku. Aku hanya bisa menangis, begitu juga dengan umi dan
abah hanya bisa menangis memelukku rasanya aku ingin menggugurkan anak
ini tapi anak ini tak berdosa aku ngak sanggup untuk menggugurkannya.
Disekolah aku mual-mual, mungkin ini bawaan kandunganku.
“lo hamilkan?” Tanya ana.
Aku hanya diam menatap ana dengan sinisnya.
“gue tau lo hamil dan hanya gue yang tau siapa ayah kandung anak lo. Sayangnya lo ngak akan pernah tahu”
“siapapun ayah biologis anak aku, aku ngak peduli, buat aku anak ini
anugerah walaupun buat kamu anak ini penderitaanku, sayangnya kamu
salah….”
“kita lihat aja nanti” ucap ana sambil tersenyum lalu beranjak pergi.
Entah apa lagi yang direncanakannya, saat jam istirahat aku tidak
sengaja bertemu aldi ditaman sekolah, aku mencoba menghindar tapi aldi
mengenggam tanganku “please, aku pengen ngomong” ucap aldi.
Aku hanya bisa menundukkan wajah dihadapannya, aku takut dia melihat kebenaran yang selama ini kusembunyikan.
“aku ngak nyangka cewe yang selama ini aku anggap baik, polos dan alim bisa melakukan hal diluar dari pikiranku”
“maksud kamu apa?” tanyaku sambil mengangkat wajahku.
Aldi mengambil hp dari kantong bajunya “siapapun biologis anak aku,
aku ngak peduli, buat aku anak ini anugerah walaupun buat kamu anak ini
penderitaanku, sayangnya kamu salah….”
“itu suara kamukan?????” Tanya aldi sambil menatapku dengan dalamnya
“ana juga sudah menceritakan semuanya tentang kamu, aku ngak nyangka
kamu serendah ini”
Sejenak aku menatap aldi dengan menitihkan air mata, dengan perasaan
yang sakit aku menampar aldi “kamu ngak tahu apa yang terjadi dihidupku,
ana menjebak aku malam itu katanya kamu pengen ketemuan sama aku karena
rasa suka yang selama ini aku pendam aku beranikan diri untuk bertemu
sama kamu sayangnya yang ada Cuma ana, ana menarikku paksa masuk kedalam
mobilnya dia membawaku kerumah gede dan kosong didalam rumah itu dia
telah merencanakan sesuatu terhadapku, dia memberiku segelas minuman
yang membuat aku ngak sadarkan diri sampai akhirnya aku sadar seseorang
telah berbuat jahat padaku. Aku ngak peduli kamu percaya atau ngak yang
jelas apa yang aku omongin sekarang ini itu yang telah terjadi
dikehidupanku sampai aku mengandung anak yang aku sendiri ngak tahu
siapa ayah biologisnya dan yang tahu hanya ana”
Sejenak aldi terdiam menatapku dengan penuh kesedihan, tiba-tiba saja
aldi memelukku dengan eratnya “maafkan aku suci, aku ngak tahu kalau
kamu begitu menderita”
Aku melepaskan diriku dari dekapan aldi “aku harap kamu bisa ngerti”
ucapku beranjak pergi, baru beberapa langkah tiba-tiba saja aldi menarik
tanganku “aku mencintaimu”
Sejenak aku terdiam lalu melepaskan genggaman aldi “sudah terlambat, aku bukan suci yang kamu kenal dulu” ucapku beranjak pergi.
Entah mengapa hati ini begitu terluka mendengar ucapan aldi,
seharusnya aku bahagiah tapi kejadian ini membuat aku menahan
kebahagiaan ini.
Tak sengaja aku melihat keributan dikantin, aku ngak nyangka aldi da nana lagi bertengkar.
“an, aku ngak nyangka yah kamu sekejam ini pada suci”
“al, semua ini karena lo. Kalau lo ngak jatuh cinta sama suci mungkin suci ngak akan menderita”
“kamu melimpahkan segala kesalahan sama aku atas apa yang telah kamu
lakukan. Kamu sadar ngak kalau kamu telah menghancurkan satu kehidupan”
“ia, gue sadar atas apa yang gue lakuin sama suci tapi gue bahagiah lihat penderitaanya”
Aldi kelihatan begitu marah, aldi lalu menampar ana dengan kencangnya “kamu iblis” ucap aldi.
Ana tertawa sambil memegang pipinya “lo bakalan menderita kalau tau siapa ayah biologis anak suci”
Ucapan ana membuat teman-teman yang mengerumuni mereka begitu
terkejut dan semuanya melirik kearahku, aku begitu malu, aku secepatnya
berlari meninggalkan mereka.
Kini semua orang tahu apa yang telah terjadi namun semuanya hanya
terdiam dan memandangku ibah. Aku malu dengan tatapan mereka, aku hanya
bisa menundukkan wajah.
“ya allah….berikanlah hambamu petunjuk atas ayah bilogis dari anak hamba. Amieeeen… ” ucapku dalam tahajudku.
Aku malu harus kembali kesekolah, hingga aku memutuskan keputusan
yang begitu berat untuk berhenti bersekolah lagi sampai anakku lahir.
Hari ini aldi dating kerumahku, aku mempersilahkan aldi masuk kedalam
rumah tapi dia hanya ingin duduk diteras.
“ada apa kemari?” tanyaku dengan dinginnya.
“kenapa kamu ngak pernah kesekolah lagi?” Tanya balik aldi.
“aku ngak sanggup lagi mendengar omongan-omongan orang tentang aku”
“aku rindu sama kamu”
“bisa aja kamu” ucapku sambil tersenyum.
“aku ngak peduli gimanapun keadaan kamu, yang jelas aku mencintaimu
dan aku janji akan menerima anak kamu seperti anak aku sendiri”
Aku tertawa geli mendengar ucapan aldi yang begitu enteng
“kenapa kamu ketawa?”
“hidup kamu masih panjang dan kamu itu masih muda banget, aku yakin
suatu hari kamu bisa mendapatkan cewe yang lebih baik, sederajat dan
lebih bersih dari aku”
“aku ngak peduli kamu ini sudah kotor atau apapun yang jelas aku mencintai kamu”
“sudahlah al, bukannya aku menolak cinta kamu. Jujur aku juga sangat mencintai kamu tapi aku ini ngak pantas untuk kamu”
“siapa bilang kamu ngak pantas buat aku???”
“aku yang bilang dan kenyataannya emang kayak gitu. Mungkin kamu bisa
menerima keadaan aku tapi, apa orang tuamu bisa menerima keadaan
aku???”
Sejenak aldi terdiam “aku akan bertanggung jawab atas kehamilanmu.
Aku akan mengatakan pada orang tuaku kalau anak yang kamu kandung itu
anak aku”
“jangan mengambil resiko al, anak ini tanggung jawab aku dan bukan tanggung jawab kamu”
“iya, aku tau kalau itu tanggung jawab kamu tapi bisakah kamu membagi
kesedihanmu padaku!!!! Berikan aku satu kesempatan untuk bisa
bersamamu”
“hmmmm, kamu aneh yah….kamu itu emang pahlawan bertopeng dalam
hidupku tapi aku ngak mau dan ngak akan pernah memberimu masalah jadi
aku minta sebaiknya kamu pergi dan ninggalin aku selamanya”
Aldi berdiri dari tempatnya lalu berlutut dihadapanku “aku mencintaimu suci, please jangan meminta aku untuk pergi dari hidupmu”
Sejenak aku terdiam menitihkan air mata, ketulusan aldi membuat aku
luluh “al, aku mencintaimu makanya aku ngak mau memberimu masalah”
“aku mohon……kamu itu bukan masalah dikehidupanku aku janji akan
menerima anak kamu seperti anak aku sendiri. Aku ngak mau kehilangan
orang yang aku cintai dalam hidupku untuk kedua kalinya”
Aku berdiri dan membantu aldi untuk bangkit, aku memeluk aldi sambil menitihkan air mata “makasih” bisiskku.
Semenjak hari itu setiap hari sepulang sekolah aldi selalu
menemaniku, kehadiran aldi membuat aku lebih tegar menghadapi cobaan
ini, aku begitu bahagiah bisa didekat aldi.
Telah sebulan ini aku dan aldi begitu dekat, usia kandungankupun
beranjak bulan ke 3, rencanya hari ini aldi mengajakku kerumahnya untuk
berkenalan dengan keluarganya.
Aku begitu takut dan grogi harus berhadapn dengan keluarga besar
aldi. Didepan pintu rumah aldi aku genggam tangan aldi sekencang
mungkin, rasa takut dan grogi membuat aku ngak sadar akan genggamanku.
Dihadapan orang tua aldi aku begitu grogi, jantungku berdetak dengan kencangnya.
“pa, ma. Kenalin ini suci pacar aldi” ucap aldi memperkenalkanku pada kedua orang tuanya.
Sejenak orang tua aldi menatapku, tiba-tiba saja mereka mengangkat
telpon dan pergi dengan cueknya tanpa sepatah katapun. Sikap orang tua
aldi membuatku merasa ngak enak.
“maafkan papa dan mama yah saying, mereka kayaknya sibuk” ucap aldi.
Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala, aku ngak tahu apa
yang harus aku bilang. Ngak mungkin aku bilang pada aldi kalau sikap
orang tuanya telah menunjukkan penolakannya padaku. Aku ngak ingin aldi
merasa ngak enak padaku, dia sudah begitu baik padaku. Saat kami ingin
melangkah pergi didepan pintu tak sengaja kami bertemu dengan kakak
aldi, entah mengapa kakak aldi Nampak kaget memandangku.
“eh, kaka…..baru pulang yah” ucap aldi sambil tersenyum pada kakaknya sayangnya kakaknya hanya diam mematung menatapku.
“kak….kak….kak…ada apa? Kok ngelamun” ucap aldi.
“ngak apa-apa kok” jawab kaka aldi dengan tenangnya sambil tersenyum.
“hmmmmmm, kak kenalin ini suci pacar aku” ucap aldi sambil memperkenalkanku pada kakaknya.
Aku menyodorkan tanganku tapi sayangnya dia hanya mematung menatapku.
“kak…kak…..” ucap aldi dengan suara agak keras.
Tiba-tiba saja kakak aldi menjabat tanganku “namaku andi” ucap kakak aldi dengan lembutnya.
“kak, aku antar suci pulang dulu yah” pamit aldi.
bersambung......
biologis