Selasa, 05 Februari 2013

Cinta Tak Selalu Berakhir Manis



Aku melangkah, meskipun aku tidak tau kemana kakiku akan membawa
Aku melangkah diantara hiruk pikuk dunia
Perasaanku semakin kacau dan tak tentu arah tujuan
Ini seharusnya tidak terjadi
Aku tidak boleh seperti ini
Ini bukan seperti aku yang kukenal
Aku harus kuat
Semua orang di jalanan mulai memandangiku dengan tatapan aneh
Seandainya mereka tahu apa yang baru saja terjadi padaku
Mereka tidak akan berani menatapku dengan tatapan semacam itu
Air mataku semakin deras mengalir seiring hatiku yang tersayat mengingatnya
Tidakkah dia tau betapa berartinya dia untukku?
Lalu mengapa dia tega melakukan semua ini
Seakan aku tak berarti apapun baginya
Apakah aku memang tidak pernah berarti apa- apa baginya?
Oh, Tuhan, mengapa dada ini terasa begitu sesak?
Apakah ini benar- benar terjadi?
Sekelebat bayangan tentang kejadian tadi kembali menghantui dan menamparku
Pagi tadi, ketika aku dengan riang gembira melangkah masuk ke gedung apartemen Darren
Dengan membawa sebotol wine untuk merayakan hari jadi hubungan kami
Dengan penuh senyum dan percaya diri, aku melangkah
Tidak terbayangkan hal yang akan terjadi selanjutnya
Tidak pernah terpikir hal yang kulihat itu mungkin terjadi
aku membuka pintu apartemen Darren dengan kunciku sendiri yang diberikan olehnya
lalu aku mendengar suara wanita saat ku langkahkan kakiku ke dalam apartemen itu
apa ini.. apa yang terjadi
aku mencoba berpikir positif
aku berusaha meredam semua kecurigaanku
sampai kudengar sebuah kalimat yang membuyarkan semua usahaku
“baiklah, ini semua diluar dugaanku, aku tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Ini luar rencana kita”
Itu suara Darren!
Lalu terdengar isak tangis seorang wanita
“sudah, hentikan tangismu itu. Aku mencintaimu, dan aku akan meninggalkan Carissa, demi kamu, demi cinta kita.. Rena”
Keterkejutan dan amarahku tidak dapat tertahan lagi
Air mata mulai menetes, bibirku gemetar menahan luapan emosi yang begitu besar
Lalu ku hampiri mereka, sejuta kata yang hendak kukatakan, berakhir hanya dalam benakku saja
Aku terlalu terkejut untuk bisa memaki mereka satu per satu
Air muka mereka menunjukkan betapa terkejutnya mereka melihatku disana
Cukup! Aku tidak tahan lagi!
Ku hempaskan botol wine itu ke lantai
Wine yang membuatku menghabiskan waktu satu jam untuk memilih wine terbaik untuk acara ini
Darren tergagap hendak menjelaskan
Aku hanya berakhir mengangkat telapak tangan kananku, memintanya berhenti bicara
Aku tidak ingin mendengar semua sampah ini
Aku berhenti melangkah, terduduk jatuh dipinggir jalan
Berusaha merangkai kembali hatiku yang berkeping- keping dihempas kenyataan
Lalu amarah menyusupi pikiranku
Dia,  Rena, sahabatku sendiri, oh tidak, mantan sahabatku!!
Beraninya dia merebut Darren, orang yang benar- benar kucintai!!
Demi Tuhan dia adalah tunanganku!!
Sahabatku yang telah kupilih untuk menjadi pendampingku di pernikahanku mengkhianatiku
Ini benar- benar di luar akal sehat
Apakah hal semacam ini mungkin terjadi?
Merusak dan mengakhiri hubungan kami di hari jadi kami
Luar biasa
Segala hal yang sudah kurencanakan dengan baik
Kehidupanku bersama Darren yang sudah ada di depan mata
Rencana pernikahan yang tinggal beberapa bulan lagi
Semua hancur lebur begitu saja
Tidak dapat lagi rasanya hatiku memaafkannya
Mengapa mereka harus menghancurkan hidupku seperti ini?
Apa yang harus ku katakan pada orang tuaku, teman- temanku?
Hubungan yang selama ini aku banggakan, yang selama ini aku jaga
Aku tidak pernah menyangka perselingkuhan ini terjadi
Aku bahkan lebih tidak menyangka lagi bahwa ini semua terjadi diantara tunangan dan sahabatku
Beraninya mereka menusukku dari belakang
“CARISSA!!!”
Belum selesai aku memaki mereka dalam hati
Kudengar sebuah suara kencang yang membuyarkan pikiranku
Aku menoleh melihat siapa yang memanggilku begitu kencang
Dia!!
Mengapa dia ada disini?!
Dia, dan wanita itu!
Ah, cukup sudah
Aku tidak tahan lagi dengan semua omong kosong ini!!
Untung apa pula mereka mengejarku
Toh aku tidak akan pernah sudi memaafkan mereka
Tidak, tidak setelah apa yang terjadi ini
Kupaksa tubuhku yang sudah letih untuk berlari lagi
Aku masih tidak tahu kemana aku akan pergi
Yang jelas, jauh dari mereka
“CARISSA TOLONG JANGAN PERGI LAGI!!”
Suara Darren kembali menggelegar
“Carissa, maafkan aku, maafkan aku”
Wanita jalang itu ternyata masih punya muka untuk bicara denganku
Huh
Simpan saja semua maafmu, aku tak butuh semua itu
Darren dan Rena masih mengejarku
2 orang yang pernah menjadi orang terdekatku
Sekarang menjadi 2 orang yang menghancurkan hatiku dalam sekejap mata
2 orang yang benar- benar aku percaya
Jika saja aku tahu ini semua mungkin terjadi, aku tidak akan pernah membiarkan mereka punya celah untuk mengkhianatiku
Yah, ini memang salahku juga, aku menaruh terlalu banyak kepercayaan pada mereka
Kepercayaan yang akhirnya mereka salahgunakan!!
Aku telah memberikan segalanya pada Darren, mengapa dia masih tega mengkhianatiku?!
Apa salahku sehingga dia sampai hati menyakitiku sedemikian rupa?
Aku sadar pikiranku memperlambat langkahku
Tapi aku tidak sadar seberapa lambat itu sampai Darren berhasil meraih tanganku
Kutepis tangannya
Seluruh persiapan pernikahan yang sudah kurancang
Ketika hari bahagia itu tinggal 2 bulan lagi, dan dia masih tega melakukan semua ini
Aku tidak habis pikir
8 tahun kita sudah bersama, dan dia masih juga tega?!
Aku tidak percaya ini
Rena, sahabatku sejak masih di bangku SMA
Dia yang tahu perjuanganku dan Darren dari awal
Dia yang membantuku selama ini merancang pernikahan ini
Dia yang begitu bahagia mendengar kabar pertunangan dan rencana pernikahanku
Dia juga tega
Darren, yang sudah dengan bangga kuperkenalkan kepada orang tuaku padahal kami baru 1 bulan berpacaran
Darren yang dengan sekejap mata mencuri hati orang tuaku
Darren yang selama ini menjadi “pangeran berkuda putihku”
Dia yang terlihat begitu sempurna.. ternyata hanya seorang munafik!
Seorang pembohong besar!
Aku sudah tidak sanggup lagi bertanya berapa lama mereka telah melakukan ini
Terlalu menyakitkan untuk kupertanyakan
Ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasanku mengakhiri hubungan dengan mereka
Mereka masih berteriak- teriak memanggil namaku ketika aku akan menyebrang jalan
Aku sudah tidak ingin menggubris mereka
Aku sudah setengah jalan
Lalu Rena berteriak, “Carissa, maafkan aku, aku mencintai Darren! Dan aku hamil!!”
Aku tersentak
Shock
Seketika itu juga aku menoleh
Ingin rasanya aku merenggut wajah sok bersalah dan air mata buayanya
Tapi sebelum dapat kulakukan, sebuah mobil box datang dengan kecepatan tinggi dan merenggut nyawaku lebih dulu
Aku masih tersadar ketika nyawaku memudar
Aku melihat Darren dan Rena berusaha menyadarkanku
Untuk apa lagi mereka berusaha menyadarkanku
Sudah, biarkan aku pergi
Sudah cukup
Aku tidak sanggup lagi
Dalam sekaratku, aku masih mengumpulkan tenaga untuk menepis tangan mereka
Aku bahkan tidak lagi sudi disentuh mereka
Kudengar Darren berulang kali mengucap maaf
Dan Rena hanya menangis tersedu- sedu entah untuk apa
Lalu semuanya berubah gelap
Aku tidak menyangka detik- detik akhir hidupku akan berakhir begitu tragis
Aku kehilangan segalanya pada saat- saat terakhir hidupku
Tunanganku yang adalah calon suami idamanku
Rencana masa depan yang sudah kurancang sedemikian rupa
Rumah indah di pinggir kota yang sudah kudesign dengan sedemikian indah
Rencana pernikahan yang sudah rampung
Sahabatku sejak SMA
Ini hari terakhir, sekaligus hari terburuk dalam hidupku
Hari jadi ke 8 hubungan kami yang berakhir tragis
Sahabat terbaik yang akhirnya mengkhianatiku
Tunanganku menghamili sahabatku sendiri
Aku ingin semuanya segera berakhir
mereka pasti senang dengan kepergianku
toh setelah ini tidak akan ada yang mengganggu mereka lagi
tidak ada yang akan menentang hubungan mereka
dan tidak akan ada yang mereka khianati
dan tidak akan ada aku yang menjadi korban atas hubungan mereka
hanya mereka dan Tuhan yang akan tahu
dan alasan kematianku, akan menjadi sebuah misteri
tanpa ada seorang pun yang tahu
yang mereka tahu, aku adalah korban kecelakaan lalu lintas
yang mereka tau, hanya jasadku yang remuk redam
bukan hatiku yang telah berubah lebih dari berkeping- keping
bukan perasaan kecewa, amarah, kesedihan dan rasa depresi yang mendalam
mungkin ini yang terbaik
mungkin kepergianku ini adalah jawaban dari semuanya
toh aku tidak akan merasakan sakit hati ini lagi
dan mereka akan bahagia tanpa ada aku sebagai penghalang
orang- orang mulai berkerumun menonton aku yang tergeletak tak bernyawa di tengah jalan
mereka mulai berasumsi tentang alasan kematianku
banyak yang berkata bunuh diri
bukan
aku dibunuh
dibunuh oleh kemunafikan, kebohongan, dan perselingkuhan Darren dan Rena
harusnya aku sempat mengucapkan kata terakhir kepada mereka
selamat, selamat atas kemenangan mereka
dan terlebih untuk Rena, selamat telah berhasil merebut tunanganku
tidak ada yang abadi di dunia ini, demikian pula cinta dan persahabatan
semuanya omong kosong!
Semuanya hanya tertutupi topeng yang entah kapan baru mereka singkap
Atau.. akan tersingkap seiring dengan waktu
Tidak semua kebaikan menang, dan tidak semua kejahatan kalah
hatiku berkeping- keping saat aku melangkah menuju cahaya terang itu
lalu semuanya menjadi tenang dan damai
semuanya telah selesai…
akhirnya…

FOTO GUE.....


Jumat, 01 Februari 2013

SIAPA...?????

Namaku suci namun hidupku tak sesuci namaku, kejadian itu berawal dari 3 bulan yang lalu. Kejadian itu sungguh merubah kehidupanku yang tadinya begitu indah walaupun penuh dengan kekurangan dan kesederhanaan namun segalanya berubah disaat aku masuk jebakan seorang teman yang peling membenciku walaupun aku sendiri tak mengerti letak kesalahanku.
Namanya ana aulia priono, dia salah satu gadis terpopuler dan terkaya disekolahku, walaupun dia begitu popular tapi prestasinya disekolah sangat menurun sedangkan aku hanya siswa kutu buku yang tersisikan plus dijadikan objek dan sasarannya untuk melampiaskan segala keinginannya. Setiap hari aku hanya bisa dihina dan sisikan dari orang-orang yang membenciku hanya karena kemiskinan dan udik yang menempal pada diriku, entah apa yang mereka lihat pada diriku tapi menurutku hanya dua hal itu yang sering mereka jadikan alas an untuk menyiksaku walaupun begitu aku hanya bisa diam menerima perlakuan mereka, kata orang diam itu adalah emas tapi kediaman ini sungguh menyiksa perasaan. Dalam kedukaan yang aku jalani untung aja ada aldi yang selalu menolongko disaat aku membutuhkannya, bagiku aldi adalah pangeran bertopeng yang selalu membantuku disetiap aku membutuhkannya. Aldi, tak kalah  popularNnya dengan ana, dia memiliki sikap yang dingin dan cuek tapi dia begitu baik padaku walaupun kami jarang ngomong tapi dia selalu dating disaat aku membutuhkannya. Diam-diam aku begitu mengangguminya tapi sayangnya sikapnya tetap saja dingin, setelah dia membantuku dia langsung main cabut aja dengan cueknya sampai-sampai aku belum pernah sempat mengucapkan terima kasih padanya.
Ana sadar kalau aku begitu menganggumi sosok aldi, malam itu aku menemukan surat dalam tasku.
“suci, malam ini aku begitu mengharapkan kedatanganmu dicafe blue ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu aku tunggu kamu dimeja no 7, By. Aldi” pesan singkat yang aku baca begitu membuatku bahagiah akupun secepatnya sholat isya dan meminta ijin pada abah dan umi untuk keluar sebentar. Awalnya abah tidak mengijinkannya namun aku memohon-mohon pada abah untuk ijinnya, Alhamdulillah abah menginjinkan aku keluar walaupun aku hanya diberi waktu sampai jam 10 malam. Aku ke café blue naik angkot, aku begitu ngak sabaran pengen bertemu dengan aldi dan mendengar apa yang ingin dikatakannya, diatas angkot aku begitu cemas dan berharap angkotnya melaju dengan kecangnya.
Sesampainya dicafe blue aku begitu terkejut melihat meja no.7 yang diduduki oleh ana. Ana tertawa geli memandangku, aku hanya bias menundukkan kepala, aku tersadar telah masuk lagi jebakannya.
“eh, lo piker aldi mau nemuin lo? Sadar dong lo ini hanya cewe udik, kismin dan norak. Ngak mungkin aldi bias suka ama lo” ucap ana sambil berdiri dari tempat duduknya.
Tiba-tiba saja ana memegang tanganku lalu menarikku keluar dari café dan memintaku paksa masuk kedalam mobilnya, didalam mobil aku duduk ditengah dengan didampingi oleh teman-teman geng ana. Aku hanya diam dengan penuh ketakutan entah ana mau membawaku kemana.
Ana berhenti disuatu rumah yang gede tapi kelihatan begitu sepi dan kosong. Ana menarikku paksa masuk kedalam rumah itu, didalam rumah itu tak satupun Nampak orang lain selain kami semua, ana memintaku duduk dihadapannya, aku dan ana saling berhadapan entah mengapa aku merasa ngak enak seakan-akan sesuatu akan terjadi padaku.
“ya allah…..selamatkanlah hamba dari bencana yang akan menimpah hamba. Amieeen” doaku dalam hati.
Sejenak ana terdiam menatapku “gue beri lo kesempatan untuk mengajukan 2 pertanyaan” ucap ana sambil memandangku dengan sinisnya.
“kenapa kamu begitu membenciku?” tanyaku.
“hahahahahah, oke gue bakalan jawab pertanyaan pertama lo” ucap ana sambil melotot didepan wajahku “gue benci karena emang gue ngak suka lihat lo apalagi lihat aldi yang terus membela lo karena semakin gue lihat aldi membela lo gue bakalan akan lakuin apa aja untuk nyakitin lo, jadi lo ngak usah bertanya lagi nap ague benci banget ama lo, emang lo ditakdirkan untuk menjadi objek dari semuan kebencian gue”
“ya allah…..ana benar-benar ngak punya hati” ucapku dalam hati.
“ini kesempatan terakhir lo untuk bertanya am ague” ucap ana sambil mondar-mandir dihadapanku.
“maksud dan tujuanmu membawaku kemari?” tanyaku pada ana.
Ana tiba-tiba berbalik kearahku, sejenak dia berdiri dihadapanku “hmmmm pertanyaan yang bagus, entar lagi lo akan tahu jawabannya” ucap anak sambil tertawa sinis dihadapanku.
Sikap ana semakin mencurigakan, tatapannya membuatku begitu takut. Ana cewek yang begitu antusias, ambisius dan akan melakukan berbagai cara untuk bias mewujudkan apa yang diinginkannya.
Ana memberiku segelas minuman soda “santai saja suci, silahkan minum minumannya” ucap ana sambil tersenyum.
Dengan rasa haus dan penuh ketakutan aku meminum minuman yang diberikan oleh ana sampai habis. Tiba-tiba saja penglihatanku begitu buram dan lenyap seketika.
Sadar-sadar aku telah berada disuatu kamar, kepalaku begitu pusing setelah sesaat menenangkan diri aku melihat tubuhku yang telanjang yang hanya ditutupi selimut tipis berwarna putih “astagafirullah, apa yang telah terjadi!!!!” gumamku sendiri terkejut sambil menitihkan air mata.
Sedikit-sedikit aku mengingat kejadian semalam, dengan perasaan yang hancur aku memakai pakaianku yang berserakan dilantai. Ana meninggalkanku sendiri dirumah yang kosong, aku berjalan dengan terus saja menetskan air mata, sesampainya dirumah abah menamparku dua kali namun aku hanya diam dan meneteskan air mata, umi membawaku masuk kedalam kamar. Aku mengurung diriku didalam kamar tanpa berkata satu katapun. Seminggu sudah aku hanya berdiam lemas dikamar, umi dengan penuh air mata menyuapiku makanan, umi hanya bias menangis melihat keadaanku yang begitu rapuh.
Abah dengan tenangnya duduk disebelahku “nak, sebenarnya apa yang telah terjadi denganmu?” Tanya abah dengan lebutnya sambil mengenggam tanganku.
Aku hanya menangis menatap abah dengan kekosongan.
“abah, jangan memaksa suci” ucap umi dengan meneteskan air mata menatapku.
Umi dengan kelembutan tangannya menghapus air mataku.
“siapa yang tega melakukan ini padaku? Ya allah….hati ini sakit melihat abah dan umi meneteskan air mata hanya Karena kerapuhanku. Maafkan aku abah, umi aku ngak akan mungkin mengatakan apa yang telah terjadi pada diriku” ucapku dalam hati.
Setiap malam aku memimpikan kejadian yang telah menimpahku hingga akupun teriak dengan histerisnya hingga membangunkan abah dan umi. Abah dan umi berlari masuk kekamarku untuk menenangkanku, aku menangis memeluk abah dan umi.
“kamu kenapa nak? Setiap malam seperti ini?” Tanya umi.
“aku sudah diperkosa abah umi” ucapku sambil menundukkan wajah dan menitihkan air mata.
Umi dan abah begitu terpukul dengan ucapanku, mereka hanya menangis memelukku, abah mencoba menenangkanku walaupun terlihat dari dirinya sendiri dia begitu terluka dengan ucapanku.
Setelah aku tidur kembali abah dan umi meninggalkanku. Esok paginya abah membwakanku sarapan dikamar, abah duduk disampingku tak lama umipun masuk menyusul abah.
“yang sabar nak, semua ini cobaan dari allah” ucap umi sambil mengenggam tanganku.
“iya nak, allah ngak akan mungkin memberikan cobaan pada umatnya diluar dari kemampuan umatnya sendiri. Abah yakin kamu bias melewatinya” ucap abah sambil tersenyum.
“umi dapat surat dari sekolah, katanya kalau kamu besok tidak masuk sekolah maka beasiswa yang kamu terima akan dicabut”
“aku ngak sanggup umi, aku malu dengan teman-teman”
“yakinlah allah akan melindungimu nak, disetiap kejadian pasti aka nada hikmah yang kamu dapatkan, teruslah berdoa dan memohon ampun padanya”
“abah dan umi akan terus berdoa untukmu, meskipun kejadian ini begitu memalukan tapi semua ini adalah cobaan dalam keluarga kita, kamu jangan seperti ini lagi yah nak, hadapi segalanya dengan kedewasaan dan kepasrahan atas apa yang telah terjadi” ucap abah sambil memelukku.
“makasih abah, umi kalianlah sumber kekuatanku dari cobaan yang berat ini. Abah maafkan aku yang telah memaksakan diri keluar dimalam itu”
“iya nak, sudahlah kejadian ini harus membuat kamu lebih berhati-hati dan tegar menghadapinya. Kamu tahu siapa yang melakukan ini padamu?”
“aku ngak tahu abah, aku…..” ucapku sambil menitihkan air mata, rasanya aku ngak sanggup untuk membicarakannya.
“sudahlah nak, abah tau kamu ngak kuasa untuk menceritakannya, abah akan tunggu sampai kamu mau menceritakannya”
“makasih abah, umi” ucapku sambil tersenyum.
Umi memberiku sebuah jilbab “pakelah ini nak, untuk menutup aurat dan dari pandangan orang-orang yang akan berniat buruk padamu” ucap umi sambil menghapus air mataku.
Esoknya aku mandi lalu sholat subuh, umi telah menyiapkan pakaian sekolahku yang baru diatas meja dengan jilbab yang diberikannya kemarin, entah mengapa aku merasa malu pada diriku sendiri, aku telah merasa hina dan kotor harus memakai jilbab yang suci dan bersih.
Sejenak aku memandang diriku dalam cermin “apa aku masih pantas mengenakan jilbab?”
Aku mengambil jilbab itu “bismilah” ucapku sambil mengenakannya. Wajahku kelihatan berubah memakai jilbab dari umi, setelah mengenakan pakaian sekolah aku keluar umi dan abah yang duduk diruang tamu sambil ngaji begitu terkejut melihat penampilan baruku.
“subehanallah, kamu cantik nak mengenakan jilbab putih itu” ucap abah sambil tersenyum.
“makasih abah, makasih umi” ucapku sambil tersenyum.
Aku mengecup tangan abah dan umi sebelum aku beranjak kesekolah. Didepan sekolah sejenak langkahku terhenti, rasanya begitu berat melangkahkan kaki kembali kesekolah dan bertemu dengan ana.
“bismillahi rahamani rohim” ucapku sebelum melangkah masuk kedalam sekolah.
Dikoridor sekolah orang-orang pada melirikku, entah apa yang mereka pikirkan, aku hanya berharap kejadian malam itu tidak menggores hariku disekolah.
Saat aku masuk kekelas, ana Nampak begitu terkejut melihatku. Saat aku melintas dihadapannya aku begitu takut seakan-akan seorang iblis mendekatiku.
“hei, masih berani juga lo dating kesekolah setelah apa yang telah terjadi ama lo” ucap ana ditempatnya.
Rasanya amarahku ini sudah berada diubun-ubun melihat wajah malaikat tapi berhati iblis dihadapanku, aku menarik nafas panjang untuk menenangkan diriku.
“kenapa aku harus malu melihat iblis dihadapanku?”
“what??? Lo bilang gue iblis!!!!” ucap ana sambil berdiri dari tempatnya.
“iya, wajah kamu seperti malaikat sayangnya hati kamu melebihi iblis. Aku ngak tahu kalau dirimu lebih jahat dari penjahat, kamu sudah hancurin hidup aku dan kamu sudah merubah aku, makasih karena kamu aku bisa seperti ini”
“oooo, udah berani banget lo am ague”
“kenapa harus takut!!!! Siapa kamu yang harus aku takuti”
“gue ini penghancur hidup lo”
“tapi kamu bukan tuhan yang bisa memutuskan kehancuran hidupku”
Ana kelihatan marah, dia melototiku saat ingin menamparku tiba-tiba saja aldi dating dan memegang tangannya “cukup ana, perbuatan kamu udah keterlaluan” ucap aldi.
“aldi, ngapain lo terus aja membela manusia kotor ini” ucap ana sambil menunjukku.
“maksud kamu apa?” Tanya aldi.
“dia itu kotor melebihi kotoran anjing, suatu hari lo juga bakalan tahu maksud gue” ucap ana beranjak pergi.
Ana dan teman-temannya meninggalkan kelas. Aldi melangkah mendekatiku “kamu ngak apa-apa?” Tanya aldi.
Aku hanya diam menghindari aldi, aku pergi menjauh dari aldi “maafkan aku aldi” ucapku sedih dalam hati.
Entah mengapa aku memiliki keberanian untuk melawan kekejaman ana. Seumur hidup aku ngak akan memaafkan perbuatan ana yang telah menghancurkan kehidupanku.
Hari-hari aku lalui dengan terus melawan ana dan menghendiri aldi walaupun aldi terus saja mendekatiku, aku ngak tahu mengapa semuanya berubah. Aldi yang aku kenal begitu dingin dan cuek balik begitu ramah padaku, entah apa yang diinginkannya.
Telah sebulan ini aku tidak mendapatkan menstruasi, akupun berkonsultasi pada abah dan umi. Abah dan umi membawaku kedokter, begitu terkejutnya aku saat mengetahui diriku hamil tanpa aku tahu siapa ayah biologis anakku. Aku hanya bisa menangis, begitu juga dengan umi dan abah hanya bisa menangis memelukku rasanya aku ingin menggugurkan anak ini tapi anak ini tak berdosa aku ngak sanggup untuk menggugurkannya. Disekolah aku mual-mual, mungkin ini bawaan kandunganku.
“lo hamilkan?” Tanya ana.
Aku hanya diam menatap ana dengan sinisnya.
“gue tau lo hamil dan hanya gue yang tau siapa  ayah  kandung anak lo. Sayangnya lo ngak akan pernah tahu”
“siapapun ayah biologis anak aku, aku ngak peduli, buat aku anak ini anugerah walaupun buat kamu anak ini penderitaanku, sayangnya kamu salah….”
“kita lihat aja nanti” ucap ana sambil tersenyum lalu beranjak pergi.
Entah apa lagi yang direncanakannya, saat jam istirahat aku tidak sengaja bertemu aldi ditaman sekolah, aku mencoba menghindar tapi aldi mengenggam tanganku “please, aku pengen ngomong” ucap aldi.
Aku hanya bisa menundukkan wajah dihadapannya, aku takut dia melihat kebenaran yang selama ini kusembunyikan.
“aku ngak nyangka cewe yang selama ini aku anggap baik, polos dan alim bisa melakukan hal diluar dari pikiranku”
“maksud kamu apa?” tanyaku sambil mengangkat wajahku.
Aldi mengambil hp dari kantong bajunya “siapapun biologis anak aku, aku ngak peduli, buat aku anak ini anugerah walaupun buat kamu anak ini penderitaanku, sayangnya kamu salah….”
“itu suara kamukan?????” Tanya aldi sambil menatapku dengan dalamnya “ana juga sudah menceritakan semuanya tentang kamu, aku ngak nyangka kamu serendah ini”
Sejenak aku menatap aldi dengan menitihkan air mata, dengan perasaan yang sakit aku menampar aldi “kamu ngak tahu apa yang terjadi dihidupku, ana menjebak aku malam itu katanya kamu pengen ketemuan sama aku karena rasa suka yang selama ini aku pendam aku beranikan diri untuk bertemu sama kamu sayangnya yang ada Cuma ana, ana menarikku paksa masuk kedalam mobilnya dia membawaku kerumah gede dan kosong didalam rumah itu dia telah merencanakan sesuatu terhadapku, dia memberiku segelas minuman yang membuat aku ngak sadarkan diri sampai akhirnya aku sadar seseorang telah berbuat jahat padaku. Aku ngak peduli kamu percaya atau ngak yang jelas apa yang aku omongin sekarang ini itu yang telah terjadi dikehidupanku sampai aku mengandung anak yang aku sendiri ngak tahu siapa ayah biologisnya dan yang tahu hanya ana”
Sejenak aldi terdiam menatapku dengan penuh kesedihan, tiba-tiba saja aldi memelukku dengan eratnya “maafkan aku suci, aku ngak tahu kalau kamu begitu menderita”
Aku melepaskan diriku dari dekapan aldi “aku harap kamu bisa ngerti” ucapku beranjak pergi, baru beberapa langkah tiba-tiba saja aldi menarik tanganku “aku mencintaimu”
Sejenak aku terdiam lalu melepaskan genggaman aldi “sudah terlambat, aku bukan suci yang kamu kenal dulu” ucapku beranjak pergi.
Entah mengapa hati ini begitu terluka mendengar ucapan aldi, seharusnya aku bahagiah tapi kejadian ini membuat aku menahan kebahagiaan ini.
Tak sengaja aku melihat keributan dikantin, aku ngak nyangka aldi da nana lagi bertengkar.
“an, aku ngak nyangka yah kamu sekejam ini pada suci”
“al, semua ini karena lo. Kalau lo ngak jatuh cinta sama suci mungkin suci ngak akan menderita”
“kamu melimpahkan segala kesalahan sama aku atas apa yang telah kamu lakukan. Kamu sadar ngak kalau kamu telah menghancurkan satu kehidupan”
“ia, gue sadar atas apa yang gue lakuin sama suci tapi gue bahagiah lihat penderitaanya”
Aldi kelihatan begitu marah, aldi lalu menampar ana dengan kencangnya “kamu iblis” ucap aldi.
Ana tertawa sambil memegang pipinya “lo bakalan menderita kalau tau siapa ayah biologis anak suci”
Ucapan ana membuat teman-teman yang mengerumuni mereka begitu terkejut dan semuanya melirik kearahku, aku begitu malu, aku secepatnya berlari meninggalkan mereka.
Kini semua orang tahu apa yang telah terjadi namun semuanya hanya terdiam dan memandangku ibah. Aku malu dengan tatapan mereka, aku hanya bisa menundukkan wajah.
“ya allah….berikanlah hambamu petunjuk atas ayah bilogis dari anak hamba. Amieeeen… ” ucapku dalam tahajudku.
Aku malu harus kembali kesekolah, hingga aku memutuskan keputusan yang begitu berat untuk berhenti bersekolah lagi sampai anakku lahir. Hari ini aldi dating kerumahku, aku mempersilahkan aldi masuk kedalam rumah tapi dia hanya ingin duduk diteras.
“ada apa kemari?” tanyaku dengan dinginnya.
“kenapa kamu ngak pernah kesekolah lagi?” Tanya balik aldi.
“aku ngak sanggup lagi mendengar omongan-omongan orang tentang aku”
“aku rindu sama kamu”
“bisa aja kamu” ucapku sambil tersenyum.
“aku ngak peduli gimanapun keadaan kamu, yang jelas aku mencintaimu dan aku janji akan menerima anak kamu seperti anak aku sendiri”
Aku tertawa geli mendengar ucapan aldi yang begitu enteng
“kenapa kamu ketawa?”
“hidup kamu masih panjang dan kamu itu masih muda banget, aku yakin suatu hari kamu bisa mendapatkan cewe yang lebih baik, sederajat dan lebih bersih dari aku”
“aku ngak peduli kamu ini sudah kotor atau apapun yang jelas aku mencintai kamu”
“sudahlah al, bukannya aku menolak cinta kamu. Jujur aku juga sangat mencintai kamu tapi aku ini ngak pantas untuk kamu”
“siapa bilang kamu ngak pantas buat aku???”
“aku yang bilang dan kenyataannya emang kayak gitu. Mungkin kamu bisa menerima keadaan aku tapi, apa orang tuamu bisa menerima keadaan aku???”
Sejenak aldi terdiam “aku akan bertanggung jawab atas kehamilanmu. Aku akan mengatakan pada orang tuaku kalau anak yang kamu kandung itu anak aku”
“jangan mengambil resiko al, anak ini tanggung jawab aku dan bukan tanggung jawab kamu”
“iya, aku tau kalau itu tanggung jawab kamu tapi bisakah kamu membagi kesedihanmu padaku!!!! Berikan aku satu kesempatan untuk bisa bersamamu”
“hmmmm, kamu aneh yah….kamu itu emang pahlawan bertopeng dalam hidupku tapi aku ngak mau dan ngak akan pernah memberimu masalah jadi aku minta sebaiknya kamu pergi dan ninggalin aku selamanya”
Aldi berdiri dari tempatnya lalu berlutut dihadapanku “aku mencintaimu suci, please jangan meminta aku untuk pergi dari hidupmu”
Sejenak aku terdiam menitihkan air mata, ketulusan aldi membuat aku luluh “al, aku mencintaimu makanya aku ngak mau memberimu masalah”
“aku mohon……kamu itu bukan masalah dikehidupanku aku janji akan menerima anak kamu seperti anak aku sendiri. Aku ngak mau kehilangan orang yang aku cintai dalam hidupku untuk kedua kalinya”
Aku berdiri dan membantu aldi untuk bangkit, aku memeluk aldi sambil menitihkan air mata “makasih” bisiskku.
Semenjak hari itu setiap hari sepulang sekolah aldi selalu menemaniku, kehadiran aldi membuat aku lebih tegar menghadapi cobaan ini, aku begitu bahagiah bisa didekat aldi.
Telah sebulan ini aku dan aldi begitu dekat, usia kandungankupun beranjak bulan ke 3, rencanya hari ini aldi mengajakku kerumahnya untuk berkenalan dengan keluarganya.
Aku begitu takut dan grogi harus berhadapn dengan keluarga besar aldi. Didepan pintu rumah aldi aku genggam tangan aldi sekencang mungkin, rasa takut dan grogi membuat aku ngak sadar akan genggamanku.
Dihadapan orang tua aldi aku begitu grogi, jantungku berdetak dengan kencangnya.
“pa, ma. Kenalin ini suci pacar aldi” ucap aldi memperkenalkanku pada kedua orang tuanya.
Sejenak orang tua aldi menatapku, tiba-tiba saja mereka mengangkat telpon dan pergi dengan cueknya tanpa sepatah katapun. Sikap orang tua aldi membuatku merasa ngak enak.
“maafkan papa dan mama yah saying, mereka kayaknya sibuk” ucap aldi.
Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala, aku ngak tahu apa yang harus aku bilang. Ngak mungkin aku bilang pada aldi kalau sikap orang tuanya telah menunjukkan penolakannya padaku. Aku ngak ingin aldi merasa ngak enak padaku, dia sudah begitu baik padaku. Saat kami ingin melangkah pergi didepan pintu tak sengaja kami bertemu dengan kakak aldi, entah mengapa kakak aldi Nampak kaget memandangku.
“eh, kaka…..baru pulang yah” ucap aldi sambil tersenyum pada kakaknya sayangnya kakaknya hanya diam mematung menatapku.
“kak….kak….kak…ada apa? Kok ngelamun” ucap aldi.
“ngak apa-apa kok” jawab kaka aldi dengan tenangnya sambil tersenyum.
“hmmmmmm, kak kenalin ini suci pacar aku” ucap aldi sambil memperkenalkanku pada kakaknya.
Aku menyodorkan tanganku tapi sayangnya dia hanya mematung menatapku.
“kak…kak…..” ucap aldi dengan suara agak keras.
Tiba-tiba saja kakak aldi menjabat tanganku “namaku andi” ucap kakak aldi dengan lembutnya.
“kak, aku antar suci pulang dulu yah” pamit aldi.



bersambung......
biologis