Analisis
keuangan pt. ultra jaya milk
1.
Likuiditas
Current rasio
Tahun 2005
Artinya, jumlah aktiva lancer
pada tahun 2005 sebanyak 1,58 x utang lancer atau setiap Rp 1 utang lancer
dijamin oleh Rp 1,58 harta lancer.
Tahun 2006
Artinya, jumlah aktiva lancer
pada tahun 2005 sebanyak 1,18 x utang lancer atau setiap Rp 1 utang lancer
dijamin oleh Rp 1,18 harta lancer.
Tahun 2007
Artinya, jumlah aktiva lancer
pada tahun 2005 sebanyak 1,37 x utang lancer atau setiap Rp 1 utang lancer
dijamin oleh Rp 2,37 harta lancer.
Seringkali dipakai standar
rata-rata 200% atau 2:1 yang terkadang sudah dianggap memuaskan bagi
perusahaan. Current ratio pada PT. Ultra Milk Jaya pada tahun 2005 ke tahun
2006 terjadi penurunan hingga perusahaan dianggap kurang baik. Pada tahun 2007
terjadi peningkatan melebihi dari rata-rata standar perusahaan sehingga bosa
dikatakan sangat baik.
Quick
ratio
|
Tahun 2006
Tahun 2007
Cash ratio
Tahun 2005
|
Tahun 2006
Tahun 2007
Rasio perputaran kas
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Rata-rata
industry untuk perputaran kas adalah 10 x. pada tahun 2005 ke tahun 2007
terjadi peningkatan, ini berarti ketidak mampuan perusahaan untuk membayar tagihannya. Namun pada tahun
2007 terkadi penurunan dibawah raya-rata, diapat diartikan kas yang tertanam
pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus
bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit
Inventory to net working
capital
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Rata-rata
industry untuk inventory to net working capital adalah 12%. Keadaan perusahaan
dari tahun ketahun meningkat walaupun pada tahun 2007 menurun namun tidak
dibawah rata-rata jadi bisa dikatakan keadaan perusahaan baik
2.
Rasio
solvabilitas (laverage)
Debt to asset ratio
Tahun 2005
Rasio ini menunjukkan 35%
pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya bahwa setiap Rp 100,00
pendanaan perusahaan Rp 35,00 dibiayai dengan utang dan Rp 35,00 disediakan
oleh pemegang saham
Tahun 2006
Rasio ini menunjukkan 34%
pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya bahwa setiap Rp 100,00
pendanaan perusahaan Rp 34,00 dibiayai dengan utang dan Rp 34,00 disediakan
oleh pemegang saham
Tahun 2007
Rasio ini menunjukkan 39%
pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya bahwa setiap Rp 100,00
pendanaan perusahaan Rp 39,00 dibiayai dengan utang dan Rp 39,00 disediakan
oleh pemegang saham
jika rata-rata industry 35%,
debt to asset ratio perusahaan ditahun 2005 normal atau baik, ditahun 2006
terjadi penurunan namun tidak membahayakan dan ditahun 2007 kembali meningkat
bahkan diatas rata-rata jadi dapat dikatakan keadaan perusahaan baik sehingga
perusahaan tidak sulit mendapatkan pinjaman.
Debt to equity ratio
Tahun 2005
Rasio ini menunjukkan bahwa
kreditor menyediakan Rp 54,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang
saham
Tahun 2006
Rasio ini menunjukkan bahwa
kreditor menyediakan Rp 53,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang
saham
Tahun 2007
Rasio ini menunjukkan bahwa
kreditor menyediakan Rp 64,00 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan pemegang
saham
Long term debt to equity
ratio (ltdter)
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Long term debt to equity ratio merupakan rasio utang
jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap ruapiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang dengan ca
a membandingkan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri yang disebabkan oleh perusahaan.
3.
Profitabilitas
Profit margin on sales
Untuk margin laba kotor
Tahun 2005
Jika rata-rata industry 30% maka profit
margin perusahaan baik karena tepat pada rata-rata standar industry perusahaan
Tahun 2006
Jika rata-rata industry 30% maka profit
margin perusahaan baik karena tepat pada rata-rata standar industry perusahaan
Tahun 2007
Pada tahun 2007 terjadi penurunan namun
tidak terlalu buruk karena hanya beda 1% dibawah rata-rata.
Untuk margin laba bersih
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Jika rata-rata industry untuk net profit
margin adalah 20%. Pada tahun 2005 s/d 2007 kurang baik walaupun ditahun 2007
terjadi peningkatan namun masih jauh dibawah rata-rata jadi bisa dikatakan
keadaan perusahaan kurang baik
Hasil pengembalian investasi (roi)
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Perhitungan ROI tahun 2005
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi sebesar 2,7%, tahun 2006 ROI menunjukkan
penurunan 0,36% dan tahun 2007 lagi meningkat walaupun masih dibawah rata-rata,
ini menunjukkan ketidak mampuan perusahaan untuk memperoleh ROI
Hasil pengembalian equitas
(Roe)
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Perhitungan ROE tahun 2005
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian equitas yang diperolehnya 0,56%
sedangkan pada tahun 2006 dan tahun 2007 tingkat pengembalian investasi terus
bertambah. Ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE
seiring meningkatnya ROIdari tahun ke tahun walauupun masih jauh dibawah
rata-rata ROE 40%
4.
Rasio
aktivitas
Perputaran piutang (receivable
turn over)
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Standqr rata-rata perputaran
piutang 15 x, tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi peningkatan dan tahun 2007 tidak
ada peningkatan. Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung
rata-rata penagihan piutang. Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari
(berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga
sering disebut days sales collected.
Untuk menghitung hari
rata-rata penagihan piutang
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Sebelum menyimpulkan lebih
lanjut perlu terlebih dahulu dilihat syarat-syarat kredit yang diberikan apakah
2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat pertama dan kedua diberlakukan pada
tahun 2005 melebih batas jatuh tempo dari syarat pertama dan kedua. Pada tahun
2006 dan 2007 bila syarat pertama diberlakukan maka melewati batas jatuh tempo
namun jika syarat yang kedua yang diberlakukan maka hari rata-rata penagihan
piutang dapat dikatakan cukup baik.
Perputaran persediaan
(inventory turn over)
Tahun 2005
Rasio ini menunjukkan 4 x sediaan barang
dagang diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industry untuk inventory
turn over 20x berarti kurang baik bagi perusahaan karena perusahaan menahan sediaan yang
berlebihan
Tahun 2006
Rasio ini menunjukkan 6 x sediaan barang
dagang diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industry untuk inventory
turn over 20x berarti kurang baik bagi perusahaan karena perusahaan menahan sediaan yang
berlebihan
Tahun 2007
Rasio ini menunjukkan 4 x sediaan barang
dagang diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industry untuk inventory
turn over 20x berarti kurang baik bagi perusahaan karena perusahaan menahan sediaan yang
berlebihan
Kemudian untuk mengetahui
berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang dapat dicari dengan
membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran persediaan.
Tahun 2005
Perputaran sediaan dari hari rata-rata
industry dapat dicari 365/20 adalah 18,2 atau 19 hari ini berarti terdapat
keterlambatan 71 hari perubahan sediaan menjadi piutang
Tahun 2006
Perputaran sediaan dari hari rata-rata
industry dapat dicari 365/20 adalah 18,2 atau 19 hari ini berarti terdapat
keterlambatan 41 hari perubahan sediaan menjadi piutang
Tahun 2007
Perputaran sediaan dari hari rata-rata
industry dapat dicari 365/20 adalah 18,2 atau 19 hari ini berarti terdapat
keterlambatan 71 hari perubahan sediaan menjadi piutang
Perputaran modal kerja
(working capital turn over)
Tahun 2005
Perputaran modal kerta tahun 2005
sebanyak 1,7x, artinya setiap Rp 1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp 1,7
penjualan
Tahun 2006
Perputaran modal kerta tahun 2005
sebanyak 2x, artinya setiap Rp 1,00
modal kerja dapat menghasilkan Rp 2 penjualan
Tahun 2007
Perputaran modal kerta tahun 2005
sebanyak 2x, artinya setiap Rp 1,00
modal kerja dapat menghasilkan Rp 2 penjualan
Fixed assets turn over
Tahun 2005
Perputaran aktiva teta[ tahun 2005
sebanyak 0.9x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,9
penjualan
Tahun 2006
Perputaran aktiva teta[ tahun 2005
sebanyak 1.1x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,1
penjualan
Tahun 2007
Perputaran aktiva teta[ tahun 2005
sebanyak 1.5x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,5
penjualan
Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan walaupun tiap tahunnya terjadi peningkatan dari tahun ke
tahun tapi masih jauh dari rata-rata standar industry untuk total assets turn
over yaitu 5x berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva
tetap yg dimiliki.
Total assets turn over
Tahun 2005
Perputaran total aktiva tahun 2005
sebanyak 0.6x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,6
penjualan
Tahun 2006
Perputaran total aktiva tahun 2005
sebanyak 0.7x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,7
penjualan
Tahun 2007
Perputaran total aktiva tahun 2005
sebanyak 0.8x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 0,8
penjualan
Kondisi perusahaan sangat
tidak menggembirakan walaupun dari tahun ke tahun meningkat namun masih sangat
jauh dibawah standar rata-rata untuk total assets turn over yaitu 2x artinya
perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Perusahaan
diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi sebagian sebagian
aktiva yang kurang produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar