Senin, 07 Januari 2013

THINGS WE WASTE

Kisah ini bercerita tentang seekor burung gereja yang hidup  disebuah daerah yang sedang dilanda musim salju. Saking dinginnya suhu udara saat itu, sayap sang burung menjadi kaku, sehingga tak bisa digerakkan dan dikepakkan. Burung itupun hanya bisa terbaring lemah dengan kondisi kedinginan dan tak berdaya.
Tiba-tiba, lewatlah seekor sapi persis melangkahi burung itu. Tanpa diduga dan tanpa disengaja, sapi itu membuang kotoran tepat menimpa badan burung yang masih terbaring lemah tak beerdaya. tak ayal lagi, sumpah serapahpun keluar deras dri mulut sang burung yang badannya kotor belepotan oleh kotoran sapi.
Ditengah sumpah serapahnya, sang burung tidak menyadari bahwa ternyata kotoran sapi yang masih segar itu membuat badannya menjadi hangat, sehingga kondisinya yang semula payah karena kedinginan kini berangsur-angsur membaik. Sayapnya sedikit demi sedikit mulai normal dan bisa digerakkan kembali meskipun belum seperti sedia kala.
Disaat sang burung berlatih mengepakkan sayapnya, tiba-tiba muncul seekor kucing yang langsung menghampiri. Tentu saja burung menjadi panik dan hendak terbang untuk melarikan diri, karena ia yakin bahwa kucing itu akan memangsanya. Tapi apa daya, ternyata sayapnya belum cukup kuat untuk membawanya terbang keangkasa. Akhirnya, sang burung pun hanya bisa pasrah menunggu apa yang akan terjadi pada dirinya dibawah kekuasaan kucing itu.
Diluar dugaan, kucing yang biasanya sangat buas saat menghadapi burung gereja, kali ini menunjukkan sikap lain. Ia tidak ganas memangsa burunggereja yang sudah pasrah itu. Malahan, si kucing menjilati badan sang burung, membersihkan kotoran sapi yang masih melekat, seolah-olah ia menyayangi burung itu. Hingga akhirnya, tubuh sang burungpun menjadi bersih seperti sedia kala.
Hangatnya kotoran sapi dan jilatan kucing ternyata membuat kondisi sang burung membaik, bahkan cukup kuat untuk bisa terbang lagi. Tapi anehnya, burung itu tidak segera terbang. Ternyata ia menikmati jilatan-jilatan si kucing, sehingga ia pun terus menggeletakkan badammua diatas tanah dan bermalas-malasan, seolah-olah kondisinya masih sangat lemah tak berdaya. Ia berharap kucing itu terus menjilatinya.
Tapi apa yang terjadi? setelah melihat badan burung gereka itu sudah bersih dari kotoran sapi, kucing yang baik hati itupun akhirnya dengan ganas menerkam, mengoyak dan memangsa burung gereja yang bodoh itu. Sang burung telah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa selamat demi kenikmatan sesaat yang justru mencelakakannya.

terlalu banyak diantara kita menghabiskan uang yang belum didapat
untuk membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan 
untuk dipamerkan kepada orang yang tidak kita suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar